Kamis, 12 Juli 2012

 A THOUSAND YEARS


Heart beats fast
Jantung berdetak cepat
Colors and promises
Warna dan janji-janji
How to be brave
Bagaimana menjadi berani
How can I love when I’m afraid to fall
Bagaimana aku bisa mencintai jika aku takut jatuh
But watching you stand alone
Tapi melihatmu berdiri sendiri
All of my doubt suddenly goes away somehow
Semua keraguanku tiba-tiba hilang entah bagaimana
One step closer
Satu langkah lebih dekat
I have died everyday waiting for you
Aku (seperti) telah mati setiap hari menantimu
Darling don’t be afraid I have loved you
Sayang, jangan takut, aku telah mencintaimu
For a thousand years
Selama seribu tahun
I’ll love you for a thousand more
(dan) Aku akan mencintaimu selama ribuan (tahun) lagi
Time stands still
Waktu berhenti
Beauty in all she is
Kecantikan yang dia miliki
I will be brave
Aku akan berani
I will not let anything take away
Aku tidak akan membiarkan apa pun mengambil
What’s standing in front of me
Apa yang ada di depanku
Every breath
Setiap tarikan napas
Every hour has come to this
waktu telah membuat semua ini mungkin
One step closer
Satu langkah lebih dekat
I have died everyday waiting for you
Aku (seperti) telah meninggal setiap hari menunggumu
Darling don’t be afraid I have loved you
Sayang, jangan takut Aku telah mencintaimu
For a thousand years
Selama seribu tahun
I’ll love you for a thousand more
Aku akan mencintaimu selama ribuan (tahun) lagi
And all along I believed I would find you
Dan selama ini aku percaya aku akan menemukanmu
Time has brought your heart to me
Waktu telah membawa hatimu kepadaku
I have loved you for a thousand years
Aku telah mencintaimu selama seribu tahun
I’ll love you for a thousand more
Aku akan mencintaimu selama ribuan (tahun) lagi
One step closer
Salah satu langkah lebih dekat
One step closer
Salah satu langkah lebih dekat
I have died everyday waiting for you
Aku (seperti) telah meninggal setiap hari menunggumu
Darling don’t be afraid I have loved you
Sayang, jangan takut Aku telah mencintaimu
For a thousand years
Selama seribu tahun
I’ll love you for a thousand more
Aku akan mencintaimu selama ribuan (tahun) lagi
And all along I believed I would find you
Dan selama ini aku percaya aku akan menemukanmu
Time has brought your heart to me
Waktu telah membawa hatimu kepadaku
I have loved you for a thousand years
Aku telah mencintaimu selama seribu tahun
I’ll love you for a thousand more
Aku akan mencintaimu selama ribuan (tahun) lagi

Sabtu, 07 April 2012

PELUK


Menahun…
Ku tunggu kata-kata..
Yang merangkum semua…
Dan kini ku harap ku dimengerti…
Walau sekali saja…
 Pelukku…
Tiada yang tersembunyi..
Tak perlu mengingkari…
Rasa sakitmu…
Rasa sakitku…
Tiada lagi alasan…
Inilah kejujuran…
Pedih adanya…
Namun ini jawabnya….
Lepaskanku segenap jiwamu..
Tanpa harus ku berdusta…
Karna kaulah satu yang ku sayang…
Dan tak layak kau didera…
Sadari…
Diriku pun kan sendiri…
Di dini hari yang sepi…
Tetapi apalah……
Arti bersama..berdua…
Namun semu semata…
Tiada yang terobati di dalam peluk ini…
Tapi rasakan semua…
Sebelum kau ku lepas selamanya..
Tak juga ku paksakan…
Setitik pengertian…
Bahwa ini adanya…
Cinta yang tak lagi sama…





Jumat, 16 Maret 2012

Tentang dia…..


Hari-hariku sama seperti hari-hari kemarin…
Bertanya dalam diri sendiri, kehidupan apa yang akan kutemui esok…
Akankah lebih baik, atau malah sebaliknya?
Aku ingin mempunyai seorang pendamping hidup…
Pendamping yang bisa menemaniku di saat aku butuh semangat…
Cinta terakhir yang menemaniku sampai akhir hayat…
Pengertian, penyayang, setia, tanggung jawab, agama yang baik, mapan, dan orang yang rendah hati…
Aku memilikinya saat ini…yaa untuk saat ini….tapi tak semuanya sesuai dengan kriteriaku..
Banyak sekali perbedaan hidup yang kita berdua jalani…
Keluarga, cara pandang hidup, pola pikir, keegoisan dan masih banyak lagi…
Aku harus mampu memberi ruang bagi perbedaan-perbedaan, karena perbedaan-perbedaanpun terbukti dapat menguatkan cinta selama masih ada toleransi….
Huuffftttt… kadang aku kesal dengan perbedaan yang ada di antara kita…
Tapi inilah hidup….
Dia hanya memikirkan dunianya sendiri, tak dapat kupungkiri memang itulah dirinya…
Ia seorang pekerja keras, sampai sampai dia tidak kenal waktu untuk sebuah pekerjaan…
Itu memang baik untuk kariernya, untuk dirinya.. tapi tidak untukku…
Memang dia selalu banyak mengalah selama ini, dia selalu bersabar menghadapiku itulah bukti cintanya kepadaku…tapi..
Ia tidak memberikan bukti kasihnya kepadaku…
Ingatlah,, kebersamaan adalah bahwa kita selalu ada, kapan saja, dan dimana saja hanya untuk pasanganmu, dalam keadaan apapun itu adalah “bukti kasih”…
Semuanya tak mungkin dia lakukan, dia punya tanggung jawab besar untuk keluarganya…
Aku bisa berbicara apa??
Aku bisa menuntut apa??
Hanya lewat tulisan ini aku bisa mengungkapkan apa yang aku rasakan selama ini…
Sebab…
Jika aku berkata jujur kepadanya, dia akan lebih pandai berargumentasi, dan aku hanya bisa membisu,, karena dia merasa paling benar…
Materi..materi…dan materiii selalu ia kedepankan…
Aku tahu, semua orang yang hidup di dunia butuh materi, butuh kehidupan yang layak, tapi apakah semua itu bisa membuat kita bahagia dengan mengorbankan orang lain…?
PEKERJAAN kita mungkin menjanjikan,, tapi BERKAH-NYA lah yang menjadikan KAYA….
KEKUATAN tangan kita mungkin sanggup membawa kita mejadi orang HEBAT…
Tapi hanya bersama ALLAH kita menjadi LUAR BIASA…
Aku tak pernah sedikitpun berharap lebih untuk hidup bersamanya sampai akhir hayatku…
Banyak sekali perbedaan yang tak mungkin dapat disatukan…
Aku memang punya rencana untuk membangun sebuah hubungan yang serius,, tapi aku yakin rencana ALLAH lah yang terindah untuk jalan hidupku….



KAU BUATKU MENANGIS


Derai hujan membasahi bumi…
Iringi kepergianmu dari sisiku…
Samar terdengar langkahmu menjauh…
Memudar tanpa jejak dan menghilang…
Ku tak mampu hadapi semua…
Ku tak sanggup lewati semua…
Tanpa hadirmu yang selalu mengilhami…
Tiadakah jiwamu mengerti..
Betapa agungnya kasihku…
Bagai langit luas tak berbatas…
Kau buatku menangis….
Kau buatku tersiksa…
Merasakan perih….
Hancur perasaan ini…
Tiada derita pernah ku alami…
Sehancur denganmu…
Sepanjang umurku…..
Saat ku inginkan dirimu….
Kau seperti malaikat pelindungku…
Berikan cahaya di setiap sepiku…
Namun mengapa kau hempaskan aku…
Di saat ku butuh cinta dan sayang…
Dirimu laksana surga…
Pancaran anugerah cinta…
Hingga ku tegarkan langkah hidupku…
Masihkah kau mungkin bisa…
Mencintaiku…???
Dan melakukan selalu…
Kembali bersama…???
Kau buatku menangis…
Kau buatku tersiksa…
Tiada derita pernah ku alami…
Sehancur denganmu…
Sepanjang umurku…..
Saat kau tinggalkan diriku….

Rabu, 29 Februari 2012

TITIK.


Kalender bergambar itu ku amati dengan dingin….
Aku terbiasa menatap angka-angka dalam kalender itu….
Yaaa…tak terasa sudah hampir 2x365 hari…
Waktu terasa begitu singkat ku lalui…
Bahagia..
Tangis…                                                      
Canda…
Tawa..
Marah…
Kecewa…
Sedihhh….
Ku rasakan setiap harinya….
Belum sempat ku rasakan penuh hangatnya…
Tiba-tiba kabut tebal menyelinap menghapus cahaya-cahaya indah itu…
Kelabu …
Memang selalu kelabu…
Tidak ada titik cerah …
Hujan dan kabut turun setiap waktu…
Senyumku segera lenyap tanpa sebab…
Di tahun lalu, September terasa hangat meski kelabu…
Tiap minggu lelakiku datang dengan sepeda motor berwarna hitam dan di parkir di depan halaman rumahku….
Tiap minggu dia menemaniku melepas lelah setelah lima hari sebelumnya otakku diputar-putar mempelajari ilmu di kampusku….
Jika cuaca berbaik hati, aku diajaknya keliling entah ke mana hanya untuk menjernihkan pikiran…
Tiap keliling aku selalu nangkriing di jok sepeda motornya..
Tanganku melingkar di pinggangnya….
Terkadang malah aku memeluknya erat, seakan-akan aku takut kehilangannya….
Sepeda motor  pun melaju cepat…
Mulut kami pun komat-kamit entah membicarakan apa…
Sesekali aku memukulnya karena gurauannya…
Saat itu aku benar-benar merasa bahagia….
Tak pernah terbersit dia berubah seperti saat ini….
Sikapnya yang membuatku merasa sangat jenuh…
Mungkin karena sikapku juga dia berubah...
Mataku mulai berat..
Padahal ini adalah waktuku mencari bekal duniawi berupa ilmu…
Dulu biasanya lelakiku setiap pagi telah menuliskan pesan singkat penyemangat agar aku giat kuliah…
Tak bermalas-malasan dan menghadapi hidup dengan senyum….
Namun sekarang tiap pagi, ponselku diam tak ada getar…
Kendati demikian..
Aku tak mengapa..
Meski sesungguhnya aku menangis…
Saat air mata membasahi bumi…
Yang tak akan bisa menghapus sang pedih….
Aku pun tak bisa….
Saaat kau meminta….
Tuk bangkitkan lagi…..
Yang tlah lama mati…
Biarlahhhh……
Biarrlahhhhh semuaaa…
Berlalu seperti waktu….
Dan kini hadapi semua…
Walaupun itu perih….
Ini bukan akhir dunia…
Dan bukan segalanya….
Janganlah berhentiiii….
Sampai akhir nanti….
Tak usah kau sesali….
Dan tak perlu kau tangisi….
Semuanya kan pergi….
Walau tinggalkan perihhhh…..
Terlalu banyak kesibukan…
Terlalu banyak masalah kehidupannya…
Beban di pundaknya begitu berat…
Andaikan aku bisa mengurangi bebannya, pasti sudah kulakukan dengan kesadaran diriku sendiri….
Selamanya dia akan seperti itu, sekeras apapun aku berusaha mengerti, sekeras itu juga tekanan pikiran yang ku hadapi….
Dia sangat sabar kepadaku, tak pernah sedikitpun membentak atau memarahiku dengan perkataan kasar…..
Aku belum bisa memahami betul kehidupannya..lebih tepatnya aku belum bisa mengerti semuanya dan belum bisa menjadi wanita yang terbaik dan berarti untuk dirinya….
Sediiihhh….ia tak pernah memahami dan mengerti bahwa aku ini adalah seorang wanita…
Aku merindukan tegur sapa darinya…
Sedikit perhatian sudahlah cukup…
Tiap waktu aku selalu memberinya perhatian…
Selalu meluangkan perhatian…
Walau sesungguhnya aku pun sibuk…
Tapi bagiku memberinya perhatian, memberi arti tersendiri ….
Namun tidak baginya…
Perhatianku hanya membuatnya mengganggu…rutinitas yang membosankan…
Berkali-kali ku dengar dari mulut mungilnya….
Entah apa yang ada di dalam pikirannya…
Aku tak mengerti….
Mungkin Jika suatu hari nanti aku berhenti mencintainya…itulah gilirannya untuk mengerti…..
Aku bagaikan ada di saat yang terendah….
Aku menyadari bahwa porsiku memang sedikit dalam kehidupannya…
Dia menuntutku untuk selalu mengerti semua keadaannya…
Aku mencoba, tapi tak semudah yang dibayangkan…
Semua hal punya aturan, harus begini dan harus begitu…
Tapi untuk mencintai hanya punya keinginan yaitu keinginan untuk mencintai sebatas kita mampu…
Cinta tidak butuh yang terbaik, yang dibutuhkan hanya selalu ada pada saat dibutuhkan…
Buatku sendiri cinta adalah santapan jiwa yang terletak antara rasa dan pikiran,
Rasa karena berkaitan dengan hati..
Pikiran karena berkaitan dengan logika….
Artinya buatku, cinta yang sebenarnya adalah cinta yang bisa selaras antara perasaan dan logika…
Yang bisa menempatkan cinta itu dengan baik dan pantas…
Yang bisa membawa cinta itu ke arah yang benar…
Yang bisa menerima segala konsekuensi dari adanya cinta itu dengan kelapangan hati dan yang bisa mengeskspresikan cinta itu dengan tanggung jawab…..
Tanggung jawab kepada diriku sendiri….kepada orang lain…
Terutama kepada sang sutradaraku….Allah SWT…
Aku sadar aku memang kasar… aku tak bisa menahan amarahku…
Tanpa ku sadari aku menjadi wanita yang posesif….
Itu karena aku pernah mengalami kekecewaan yang cukup menguras air mataku dan membuat dadaku terasa sesak…
Aku tak bisa mengendalikan perasaan itu, karena aku adalah seorang wanita yang diciptakan dengan 9 perasaan dan 1 akal…
Aku tak ingin tertambat pada pilihan yang salah…
Komitmen itu terdiri dari dua orang yang berbeda dalam segala hal..
Dan buatku, komitmen bukanlah untuk menyatukan dua karakter tetapi untuk mensinergikan  dua karakter agar bisa jalan seimbang….
Setiap pilihan selalu mengandung resiko dan menuntut tanggung jawab….
Aku tidak takut berkata tidak…
Aku tidak takut bertengkar atau berdebat…
Aku tidak takut memutuskan…
Karena semua itu membuatku tumbuh bersama pilihan/keputusan yang ku buat..
Perempuan itu hatinya terbuat dari pualam…
Bila dirusak sudah pasti akan terpecah-pecah berserakan..
Walau sekuat-kuatnya laki-laki berusaha untuk menyatukan kembali serpihannya, pasti akan tetap terpecah-pecah…
Sedangkan lelaki itu diibaratkan seperti anak kecil yang berpakaian dewasa, sedikit saja kata-kata manja, maka itu akan membahagiakannya….
Dari sini aku menyadari bahwa waktuku bukan hanya untuk lelaki..
Tapi untuk hidupku…karena hidup yang aku cari dalam usia…
Meski aku rapuh..                                      
Tapi semangat tak boleh pupus…
Aku yakin bukan lelakiku yang memberi nafas untuk hidup…
Tapi Allah Yang Maha Agung…
Namun selalu kuucap dalam doa, ku sisipkan dalam tiap barisan kata dan harapan…
Aku mencintainya bukan seperti bunga, karena bunga akan mati jika musim berganti…
Tapi mencintainya seperti sungai, karena sungai akan mengalir selamanya…
Namun…..
Anganku terhenti di sini….
Di titik ini ****