Rabu, 29 Februari 2012

TITIK.


Kalender bergambar itu ku amati dengan dingin….
Aku terbiasa menatap angka-angka dalam kalender itu….
Yaaa…tak terasa sudah hampir 2x365 hari…
Waktu terasa begitu singkat ku lalui…
Bahagia..
Tangis…                                                      
Canda…
Tawa..
Marah…
Kecewa…
Sedihhh….
Ku rasakan setiap harinya….
Belum sempat ku rasakan penuh hangatnya…
Tiba-tiba kabut tebal menyelinap menghapus cahaya-cahaya indah itu…
Kelabu …
Memang selalu kelabu…
Tidak ada titik cerah …
Hujan dan kabut turun setiap waktu…
Senyumku segera lenyap tanpa sebab…
Di tahun lalu, September terasa hangat meski kelabu…
Tiap minggu lelakiku datang dengan sepeda motor berwarna hitam dan di parkir di depan halaman rumahku….
Tiap minggu dia menemaniku melepas lelah setelah lima hari sebelumnya otakku diputar-putar mempelajari ilmu di kampusku….
Jika cuaca berbaik hati, aku diajaknya keliling entah ke mana hanya untuk menjernihkan pikiran…
Tiap keliling aku selalu nangkriing di jok sepeda motornya..
Tanganku melingkar di pinggangnya….
Terkadang malah aku memeluknya erat, seakan-akan aku takut kehilangannya….
Sepeda motor  pun melaju cepat…
Mulut kami pun komat-kamit entah membicarakan apa…
Sesekali aku memukulnya karena gurauannya…
Saat itu aku benar-benar merasa bahagia….
Tak pernah terbersit dia berubah seperti saat ini….
Sikapnya yang membuatku merasa sangat jenuh…
Mungkin karena sikapku juga dia berubah...
Mataku mulai berat..
Padahal ini adalah waktuku mencari bekal duniawi berupa ilmu…
Dulu biasanya lelakiku setiap pagi telah menuliskan pesan singkat penyemangat agar aku giat kuliah…
Tak bermalas-malasan dan menghadapi hidup dengan senyum….
Namun sekarang tiap pagi, ponselku diam tak ada getar…
Kendati demikian..
Aku tak mengapa..
Meski sesungguhnya aku menangis…
Saat air mata membasahi bumi…
Yang tak akan bisa menghapus sang pedih….
Aku pun tak bisa….
Saaat kau meminta….
Tuk bangkitkan lagi…..
Yang tlah lama mati…
Biarlahhhh……
Biarrlahhhhh semuaaa…
Berlalu seperti waktu….
Dan kini hadapi semua…
Walaupun itu perih….
Ini bukan akhir dunia…
Dan bukan segalanya….
Janganlah berhentiiii….
Sampai akhir nanti….
Tak usah kau sesali….
Dan tak perlu kau tangisi….
Semuanya kan pergi….
Walau tinggalkan perihhhh…..
Terlalu banyak kesibukan…
Terlalu banyak masalah kehidupannya…
Beban di pundaknya begitu berat…
Andaikan aku bisa mengurangi bebannya, pasti sudah kulakukan dengan kesadaran diriku sendiri….
Selamanya dia akan seperti itu, sekeras apapun aku berusaha mengerti, sekeras itu juga tekanan pikiran yang ku hadapi….
Dia sangat sabar kepadaku, tak pernah sedikitpun membentak atau memarahiku dengan perkataan kasar…..
Aku belum bisa memahami betul kehidupannya..lebih tepatnya aku belum bisa mengerti semuanya dan belum bisa menjadi wanita yang terbaik dan berarti untuk dirinya….
Sediiihhh….ia tak pernah memahami dan mengerti bahwa aku ini adalah seorang wanita…
Aku merindukan tegur sapa darinya…
Sedikit perhatian sudahlah cukup…
Tiap waktu aku selalu memberinya perhatian…
Selalu meluangkan perhatian…
Walau sesungguhnya aku pun sibuk…
Tapi bagiku memberinya perhatian, memberi arti tersendiri ….
Namun tidak baginya…
Perhatianku hanya membuatnya mengganggu…rutinitas yang membosankan…
Berkali-kali ku dengar dari mulut mungilnya….
Entah apa yang ada di dalam pikirannya…
Aku tak mengerti….
Mungkin Jika suatu hari nanti aku berhenti mencintainya…itulah gilirannya untuk mengerti…..
Aku bagaikan ada di saat yang terendah….
Aku menyadari bahwa porsiku memang sedikit dalam kehidupannya…
Dia menuntutku untuk selalu mengerti semua keadaannya…
Aku mencoba, tapi tak semudah yang dibayangkan…
Semua hal punya aturan, harus begini dan harus begitu…
Tapi untuk mencintai hanya punya keinginan yaitu keinginan untuk mencintai sebatas kita mampu…
Cinta tidak butuh yang terbaik, yang dibutuhkan hanya selalu ada pada saat dibutuhkan…
Buatku sendiri cinta adalah santapan jiwa yang terletak antara rasa dan pikiran,
Rasa karena berkaitan dengan hati..
Pikiran karena berkaitan dengan logika….
Artinya buatku, cinta yang sebenarnya adalah cinta yang bisa selaras antara perasaan dan logika…
Yang bisa menempatkan cinta itu dengan baik dan pantas…
Yang bisa membawa cinta itu ke arah yang benar…
Yang bisa menerima segala konsekuensi dari adanya cinta itu dengan kelapangan hati dan yang bisa mengeskspresikan cinta itu dengan tanggung jawab…..
Tanggung jawab kepada diriku sendiri….kepada orang lain…
Terutama kepada sang sutradaraku….Allah SWT…
Aku sadar aku memang kasar… aku tak bisa menahan amarahku…
Tanpa ku sadari aku menjadi wanita yang posesif….
Itu karena aku pernah mengalami kekecewaan yang cukup menguras air mataku dan membuat dadaku terasa sesak…
Aku tak bisa mengendalikan perasaan itu, karena aku adalah seorang wanita yang diciptakan dengan 9 perasaan dan 1 akal…
Aku tak ingin tertambat pada pilihan yang salah…
Komitmen itu terdiri dari dua orang yang berbeda dalam segala hal..
Dan buatku, komitmen bukanlah untuk menyatukan dua karakter tetapi untuk mensinergikan  dua karakter agar bisa jalan seimbang….
Setiap pilihan selalu mengandung resiko dan menuntut tanggung jawab….
Aku tidak takut berkata tidak…
Aku tidak takut bertengkar atau berdebat…
Aku tidak takut memutuskan…
Karena semua itu membuatku tumbuh bersama pilihan/keputusan yang ku buat..
Perempuan itu hatinya terbuat dari pualam…
Bila dirusak sudah pasti akan terpecah-pecah berserakan..
Walau sekuat-kuatnya laki-laki berusaha untuk menyatukan kembali serpihannya, pasti akan tetap terpecah-pecah…
Sedangkan lelaki itu diibaratkan seperti anak kecil yang berpakaian dewasa, sedikit saja kata-kata manja, maka itu akan membahagiakannya….
Dari sini aku menyadari bahwa waktuku bukan hanya untuk lelaki..
Tapi untuk hidupku…karena hidup yang aku cari dalam usia…
Meski aku rapuh..                                      
Tapi semangat tak boleh pupus…
Aku yakin bukan lelakiku yang memberi nafas untuk hidup…
Tapi Allah Yang Maha Agung…
Namun selalu kuucap dalam doa, ku sisipkan dalam tiap barisan kata dan harapan…
Aku mencintainya bukan seperti bunga, karena bunga akan mati jika musim berganti…
Tapi mencintainya seperti sungai, karena sungai akan mengalir selamanya…
Namun…..
Anganku terhenti di sini….
Di titik ini ****

Tidak ada komentar:

Posting Komentar